Kesalahan dalam penetapan harga jual

Panduan untuk menemukan Produk Market Fit
Panduan untuk menemukan Produk Market Fit
October 11, 2025
Kesalahan dalam penetapan harga jual

Kesalahan dalam penetapan harga jual yang tak disadari harus dicegah. Pelajari cara menetapkan harga yang tepat untuk bisnis Anda di sini.

Meniru Harga Kompetitor

Saat bingung menentukan harga, langkah pertama yang paling sering kita lakukan adalah melihat harga kompetitor. Terlihat logis, bukan? Jika mereka bisa menjual dengan harga sekian, kita pun seharusnya bisa.

Namun, di dalam hati sering muncul pertanyaan:

  • Apakah struktur biaya kita sama?
  • Apakah target pasar kita benar-benar identik?
  • Apakah meniru harga mereka benar-benar strategi yang tepat?
  • Atau hanya jalan pintas yang berisiko?

Pernahkah Anda merasa tidak yakin saat hanya mengandalkan harga pesaing sebagai patokan?

 

Dampak Kesalahan dalam penetapan harga jual

Kesalahan dalam menetapkan harga bukanlah sekadar angka yang keliru di label. Ia memiliki rasa, suara, dan beban yang sangat nyata.

Mungkin Anda pernah mengalami skenario pertama: harga yang terlalu tinggi. Anda mendengar keheningan yang menyakitkan setelah peluncuran. Notifikasi penjualan yang Anda tunggu-tunggu tak pernah berbunyi. Anda melihat tumpukan produk yang sama di gudang, perlahan mulai berdebu, menjadi monumen bisu dari harapan yang belum terpenuhi.

Ada rasa dingin dan mulas di perut setiap kali Anda membuka dasbor penjualan dan disambut oleh angka nol yang besar dan dingin. Setiap rupiah yang Anda habiskan untuk iklan terasa seperti membakar uang di depan mata.

Atau mungkin Anda terjebak di skenario sebaliknya: harga yang terlalu murah. Di permukaan, semuanya terlihat sukses. Suara notifikasi penjualan terus berdering, terdengar merdu pada awalnya.

Tangan Anda tak berhenti bergerak, mengepak pesanan hingga larut malam, dan keringat membasahi dahi Anda.

Namun, ada rasa pahit yang mengganjal. Anda merasakan lelah yang meresap hingga ke tulang, tapi saat memeriksa rekening bank, angkanya tidak sepadan. Anda seperti berlari kencang di atas treadmill—sibuk luar biasa, energi terkuras, tapi bisnis Anda tidak benar-benar maju.

Euforia dari setiap penjualan dengan cepat digantikan oleh kekecewaan saat Anda sadar bahwa Anda baru saja menyelesaikan sebuah “kerja bakti”.

Kami tahu persis rasanya. Ini bukan sekadar soal laba rugi di atas kertas. Ini menyangkut harapan yang Anda gantungkan, energi yang Anda curahkan, dan malam-malam tanpa tidur yang Anda investasikan. Beban mental dari ketidakpastian harga ini terasa nyata, menekan pundak Anda setiap hari.

 

Masa Depan yang Suram

Sekarang, mari kita putar waktu lebih cepat. Bayangkan satu tahun dari sekarang, dan Anda tidak mengubah apapun dalam cara Anda menentukan harga. Anda masih mengandalkan perasaan dan tebakan yang sama. Apa yang akan terjadi?

Anda akan menemukan diri Anda di salah satu dari dua jalan yang sama-sama buntu.

Jalan pertama, “Jalan Mahal”, membuat brand Anda dicap permanen sebagai produk ‘overpriced’. Pelanggan potensial bahkan tidak lagi melirik produk Anda karena di benak mereka, reputasi “mahal tanpa alasan” sudah terlanjur melekat.

Bisnis Anda menjadi seperti museum yang indah: dikagumi dari jauh, namun tidak ada yang mau masuk dan membeli tiketnya. Arus kas Anda perlahan mengering, tergerus oleh biaya operasional yang terus berjalan tanpa ada pemasukan yang berarti.

Jalan kedua, “Jalan Murah”, mungkin terlihat lebih ramai, namun lebih menyakitkan. Brand Anda dikenal sebagai pilihan “murahan”. Anda terjebak dalam perang harga yang tak ada habisnya, di mana margin keuntungan setipis kertas.

Tidak ada dana lebih untuk inovasi, tidak ada anggaran untuk marketing yang lebih baik, tidak ada ruang untuk meningkatkan kualitas. Anda terjebak di dalam roda hamster bisnis: berlari sekuat tenaga setiap hari hanya untuk tetap berada di titik yang sama, dengan napas yang terengah-engah dan energi yang terkuras habis.

Lihatlah lebih jauh. Impian yang dulu membuat Anda bersemangat kini terasa seperti beban berat yang menekan pundak Anda setiap pagi. Produk Anda mulai terlihat usang karena Anda tidak mampu mengembangkannya. Semangat inovasi Anda padam, digantikan oleh rutinitas bertahan hidup.

Ini bukan lagi sekadar kesalahan strategi. Ini adalah resep kegagalan yang berjalan lambat. Bisnis Anda tidak mati karena ledakan besar, tapi karena kehabisan napas secara perlahan.

…Cukup. Mari kembali ke hari ini.

Kabar baiknya adalah, gambaran suram itu bukanlah takdir yang sudah ditulis di atas batu. Itu hanyalah sebuah kemungkinan jika Anda memilih untuk tidak bertindak.

Pintu menuju jalan yang berbeda masih terbuka lebar saat ini. Pintu yang tidak didasari oleh ketakutan atau tebakan, melainkan oleh pemahaman dan strategi.

Karena pertanyaan sebenarnya bukanlah “berapa harga saya?”, melainkan “bagaimana cara saya menemukan harga yang benar?”

 

Perusahaan Besar juga tidak Luput dari Kesalahan yang sama

Studi Kasus Nyata: Pelajaran Miliaran Dolar dari J.C. Penney

Jika Anda berpikir masalah ini hanya terjadi pada bisnis kecil, mari kita lihat kisah nyata dari J.C. Penney, salah satu raksasa ritel terbesar di Amerika.

Pada tahun 2011, J.C. Penney sedang berjuang. Untuk menyelamatkan perusahaan, mereka merekrut seorang CEO bintang bernama Ron Johnson.

Johnson adalah seorang jenius yang dihormati, tangan kanan Steve Jobs yang sukses membangun Apple Store yang ikonik. Semua orang menaruh harapan besar padanya.

Johnson datang dengan sebuah ide yang di atas kertas terlihat brilian. Ia melihat bahwa J.C. Penney memiliki sistem harga yang rumit: harga awal yang tinggi, diikuti oleh ratusan jenis diskon dan kupon promosi setiap tahunnya. Menurutnya, ini tidak efisien dan membingungkan.

Solusinya? Ia meluncurkan strategi “Fair and Square Pricing” (Harga Adil dan Wajar). Semua diskon dan kupon dihapus. Sebagai gantinya, semua produk akan diberi harga rendah yang jujur setiap hari. Logis, sederhana, dan transparan, bukan?

Hasilnya adalah sebuah bencana finansial bersejarah.

Ternyata, Johnson telah salah total dalam memahami psikologi pelanggan setianya. Pelanggan inti J.C. Penney bukanlah orang yang mencari harga rendah yang statis. Mereka adalah para “pemburu diskon”.

Mereka merasakan sensasi kemenangan dan kepuasan emosional saat berhasil menemukan kupon 30% atau membeli barang saat ada promo “Buy 1 Get 1”.

Dengan menghilangkan “permainan” ini, Johnson telah mencabut alasan emosional utama mengapa mereka berbelanja di sana. Harga “Adil dan Wajar” yang baru tidak terasa seperti sebuah ‘deal’ yang bagus; itu hanya terasa seperti… harga biasa.

Dalam waktu satu tahun, penjualan J.C. Penney anjlok sebesar $4.28 miliar. Harga sahamnya hancur, dan Ron Johnson dipecat setelah hanya 17 bulan bekerja.

Pelajaran Utamanya: J.C. Penney tidak memahami bahwa mereka tidak sekadar menjual pakaian. Mereka menjual kegembiraan berburu diskon. Mereka gagal total dalam memahami seberapa besar demand pelanggan terhadap “rasa menang” dan seberapa sensitif mereka terhadap hilangnya persepsi nilai tersebut.

Kisah J.C. Penney adalah bukti nyata bahwa tanpa pemahaman mendalam tentang apa yang sebenarnya diinginkan dan dirasakan oleh pasar, strategi harga yang paling logis sekalipun bisa menghancurkan sebuah bisnis raksasa.

 

Dari Monolog Menjadi Dialog, Dari Kegagalan Menjadi Peluang

Kisah J.C. Penney yang merugi miliaran dolar bukanlah sekadar cerita tentang angka harga jual yang salah. Ini adalah pelajaran paling berharga dalam bisnis, yang jika Anda pahami, bisa mengubah total nasib usaha Anda.

Selama ini, Anda mungkin melihat penetapan harga sebagai sebuah monolog.

Anda berbicara dengan diri sendiri: Anda menghitung biaya produksi (HPP), membuka spreadsheet, lalu melirik kompetitor. Anda berpikir, “Biayaku sekian, kompetitor harganya sekian, jadi harga jualku seharusnya di sekitar sini.”

Hal ini adalah percakapan satu arah. Hal ini adalah sebuah asumsi.

Kegagalan yang Anda alami—atau yang Anda takutkan—bukanlah bukti bahwa Anda tidak pandai berbisnis. Itu hanyalah bukti bahwa strategi monolog ini tidak berhasil.

Sekarang, mari kita bingkai ulang masalah ini. Bagaimana jika penetapan harga bukanlah monolog, melainkan sebuah dialog?

Dialog memiliki dua pihak. Pihak pertama adalah Anda dengan produk dan seluruh nilai (value)nya. Pihak kedua adalah pasar dengan seluruh keinginan, kebutuhan, dan persepsinya. Bencana Kesalahan dalam penetapan harga jual terjadi ketika salah satu pihak tidak mau mendengarkan.

Inilah solusi yang sebenarnya, sebuah prinsip fundamental yang sering dilupakan: Pemahaman Mendalam tentang Demand (Permintaan) dan Supply (Penawaran).

  • Supply (Penawaran): Ini adalah sisi Anda. Bukan hanya soal biaya produksi, tapi nilai total yang Anda tawarkan—kualitas, kenyamanan, status, solusi atas masalah.
  • Demand (Permintaan): Ini adalah sisi pasar. Bukan hanya soal “apakah ada yang mau?”, tapi lebih dalam dari itu:
    • Seberapa besar keinginan mereka terhadap nilai yang Anda tawarkan?
    • Seberapa sensitif mereka terhadap harga? Apakah mereka akan langsung pergi jika harga naik 10%, atau justru mereka akan lebih percaya pada kualitas produk Anda?

Kesalahan fatal J.C. Penney dan banyak dari kita adalah:

Kita sibuk menyempurnakan Supply serta Harga Jual tanpa pernah benar-benar mendengarkan suara Demand (Konsumen).

Dengan mengubah cara pandang ini, Anda berhenti menjadi “penebak angka” dan bertransformasi menjadi “arsitek nilai”. Tugas Anda bukan lagi menebak harga dari dalam kantor, melainkan keluar dan menjadi detektif untuk memahami apa yang pasar (Konsumen) hargai.

Semua kebingungan dan kerugian yang mungkin pernah Anda alami di masa lalu bukanlah kegagalan total. Anggap saja itu sebagai “biaya riset” yang mahal untuk membawa Anda pada pencerahan ini. Sebuah peluang emas untuk membangun strategi harga Anda di atas fondasi data dan empati, bukan lagi di atas pasir hisap asumsi.

Pertanyaan Anda kini berubah. Bukan lagi “Berapa harga yang harus saya pasang?”, melainkan…

“Nilai (Value) apa yang sebenarnya dicari oleh pasar, dan bagaimana harga saya bisa menjadi jembatan yang adil antara nilai tersebut dengan keuntungan bisnis saya?”

Silahkan Konsultasikan dan Dapatkan Solusinya

Terkadang, Anda hanya butuh sepasang mata baru untuk melihat situasinya. Jika Anda ingin mendiskusikan tantangan harga spesifik pada bisnis Anda, jadwalkan sesi ‘Bedah Strategi Harga’ 30 menit gratis bersama kami.

Gratis, hanya diskusi murni untuk mencari solusi.

[Tombol: Jadwalkan Sesi Diskusi Gratis]

“Harga adalah apa yang pelanggan bayar sekali. Nilai (Value) adalah apa yang mereka ingat selamanya. Tugas Anda bukanlah sekadar menetapkan harga, tapi mengkomunikasikan nilai dengan benar.”

 

P.S. Jangan biarkan semua kerja keras, waktu, dan energi yang telah Anda curahkan berakhir sia-sia hanya karena harga jual yang salah. Pastikan setiap tetes keringat Anda dibayar dengan harga jual yang pantas. Mulailah prosesnya hari ini.

Kesalahan dalam penetapan harga jual

Member Login